Jasa SEO murah dan profesional silakan hubungi 0812-1413-345 😊

Adab Makan dan Minum Menurut Islam, Yuk Kita Terapkan

Makan dan minum menjadi salah satu aktivitas kita sehari-hari yang tidak terlewatkan. Maka, Islam sudah mengatur adab makan dan minum agar kita dapat senantiasa menerapkannya.

Konsumsi Makanan dan Minuman yang Halal

Adab makan dan minum dalam Islam yang paling utama adalah dalam hal memilih makanan dan minuman. Kita harus berusaha memastikan bahwa makanan atau minuman yang akan kita konsumsi merupakan hidangan yang halal. Allah SWT sangat melarang umat muslim mengonsumsi sesuatu yang haram, karena akan mendatangkan kerugian.

Kewajiban muslim tersebut telah Allah SWT perintahkan dalam Al-Qur’ an surah al-Mu’minun ayat 51:

يٰٓاَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبٰتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحًاۗ اِنِّيْ بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ

Allah SWT berfirman: “Wahai para rasul, makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Mencuci Kedua Tangan

Islam telah mengajarkan kita untuk selalu mencuci tangan sebelum makan, bahkan perintah tersebut telah ada sejak ribuan tahun yang lalu sebelum orang-orang di zaman modern sadar jika cuci tangan merupakan hal yang wajib dilakukan agar terhindar dari penyakit. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ وَهُوَ جُنُبٌ تَوَضَّأَ وَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْكُلَ أَوْ يَشْرَبَ قَالَتْ غَسَلَ يَدَيْهِ ثُمَّ يَأْكُلُ أَوْ يَشْرَبُ

Apabila Rasulullah SAW ingin tidur dan beliau sedang junub, maka beliau berwudlu, dan bila ingin makan atau minum (Aisyah) berkata, “beliau mencuci kedua tangannya, kemudian makan atau minum.” (Sunan Nasai, Hadis No. 257)

Doa Sebelum Makan

Setelah mencuci kedua tangan, maka selanjutnya adalah berdoa sebagai sebuah rasa syukur terhadap rezeki berupa makanan yang diberikan oleh Allah SWT. Anjuran untuk berdoa tersebut sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْكُلُ طَعَامًا فِي سِتَّةِ نَفَرٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فَجَاءَ أَعْرَابِيٌّ فَأَكَلَهُ بِلُقْمَتَيْنِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَا أَنَّهُ لَوْ كَانَ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ لَكَفَاكُمْ فَإِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ فَإِنْ نَسِيَ أَنْ يَقُولَ بِسْمِ اللَّهِ فِي أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ فِي أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ

Dari Aisyah dia berkata, “Rasulullah SAW makan bersama enam orang dari sahabatnya, kemudian datanglah seorang Arab badui makan dengan dua suapan sekaligus, maka Rasulullah SAW pun bersabda: “Sekiranya ia mengucapkan ‘Bismillah’ niscaya dapat mencukupi kalian. Jika salah seorang dari kalian menyantap makanan, hendaknya ia membaca ‘Bismillah’, jika lupa membacanya hendaknya ia mengucapkan, ‘Bismillahi fi awwalihi wa akhirihi’.” (Sunan Ibnu Majah, Hadis No. 3255)

Sedangkan bacaan doa yang sering kita dengarkan dan kebanyakan telah menghafalnya sedari kecil, penulis belum menemukan hadis shahih mengenai doa tersebut. Adapun doa tersebut bukan merupakan sabda Nabi SAW, yaitu ada dari hadis berikut ini:

 قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا وَأَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَنَعَّمَنَا اللَّهُ ………… اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami petunjuk, memberi kami makan, minum dan segala kenikmatan ………….. Ya Allah, berkahilah kami dengan apa yang telah engkau rezekikan kepada kami, dan lindungilah kami dari api neraka.” (Muwatha’ Malik, Hadis No. 1465)

Menggunakan Tangan Kanan

Setelah berdoa, selanjutnya Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan agar makan dengan menggunakan tangan kanan. Memang Islam sangat mengutamakan segala hal dari kanan dan sangat melarang menggunakan tangan kiri. Nabi Muhammad SAW bersabda:

أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ فَإِنَّ اَلشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ

Bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seseorang di antara kalian makan hendaknya ia makan dengan tangan kanan dan minum hendaknya ia minum dengan tangan kanan, karena sesungguhnya setan itu makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.” (Bulughul Maram, Hadis No. 1481)

Tidak Berlebihan atau Mubazir

Agama Islam sangat melarang umatnya untuk melakukan sebuah kegiatan yang sia-sia atau mubazir. Bahkan Allah sangat melaknat orang-orang yang berlebihan dalam melakukan segala sesuatu, bahkan dalam hal makan dan minum.

Umat muslim sangat dianjurkan untuk makan dan minum secukupnya. Mengambil porsi makan secukupnya, tidak berlebihan karena dapat menyebabkan makanan tersebut tidak habis hingga akhirnya ada yang terbuang.

Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 31:

يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

Baca juga: Adab Berpakaian Sesuai Ajaran Nabi Muhammad SAW

 Larangan Mencela Makanan

Adab makan dan minum dalam Islam sendiri dapat menjaga sebuah hubungan silaturahmi antar sesama manusia. Misalnya saja kita berada di sebuah tempat yang telah terhidang makanan. Meskipun makanan atau minuman yang ada kurang kita sukai, maka kita tidak boleh mencelanya.

Namun jika terpaksa kita tidak dapat mengonsumsinya, maka cukup bagi kita untuk meninggalkannya dengan memberi alasan yang baik. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: مَا عَابَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم طَعَامًا قَطُّ كَانَ إِذَا اِشْتَهَى شَيْئًا أَكَلَهُ وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ

Abu Hurairah berkata: “Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika beliau menginginkan sesuatu, beliau memakannya dan jika beliau tidak menyukainya, beliau meninggalkannya.” (Bulughul Maram, Hadis No. 1080)

Mengambil Makanan Terdekat

Kita hendaknya mengambil makanan yang terdekat dengan kita, apalagi jika posisi kita sedang bertamu di tempat orang lain.

عن عُمَرَ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ كُنْتُ فِي حَجْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَتْ يَدِي تَطِيشُ فِي الصَّحْفَةِ فَقَالَ لِي يَا غُلَامُ سَمِّ اللَّهَ وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ

Dari Umar bin Abu Salamah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya ia berkata, Dulu saya pernah berada dalam asuhan Rasulullah SAW. Suatu hari, pada saat makan tiba, tangan saya terulur hendak menjangkau nampan yang berisi makanan. Tetapi Rasulullah SAW langsung berkata, “Hai nak, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di dekatmu.”

Berdoa Setelah Makan

Setelah diawali dengan doa, maka ditutup juga dengan doa, tentu sebagai ucapan syukur terhadap makanan yang telah disantap. Doa setelah makan tersebut berbunyi:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا فَرَغَ مِنْ طَعَامِهِ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مُسْلِمِينَ

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam jika selesai makan beliau mengucapkan: “Segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah memberikan makanan dan minuman ini serta jadikan kami sebagai orang-orang islam.” (Sunan Abu Daud, Hadis No. 3352)

Demikianlah adab makan dan minum dalam Islam. Sebagai umat muslim hendaknya kita selalu mengikutinya karena Allah telah memerintahkan melalui Nabi Muhammad SAW, agar selamat baik di dunia maupun akhirat kelak. Wallahu a’lam.