Jasa SEO murah dan profesional silakan hubungi 0812-1413-345 😊

Cara Menghafal Al-Qur’an dengan Cepat dan Tidak Mudah Lupa

Menghafal Al-Qur’an itu mudah. Kira-kira demikian sebagaimana janji Allah bahwa Al-Qur’an itu mudah untuk pelajaran. Maksudnya yaitu mudah untuk dihafal dan mudah diingat seperti yang dijelaskan dalam Tafsir Jalalain. Maka artikel kali ini adalah tentang cara menghafal Al-Qur’an dengan cepat dan agar tidak mudah lupa.

Seseorang yang mau menjadikan Al-Qur’an sebagai pelajaran dan menghafalnya, secara tidak langsung telah mengambilnya sebagai nasihat untuk dirinya sendiri. Masih dalam Tafsir Jalalain, bahwa tidak ada orang yang lebih hafal tentang Al-Qur’an selain orang yang mengambilnya sebagai nasihat untuk dirinya sendiri.

Keutamaan Menghafal Al-Qur’an

Ada banyak hadis yang menyebutkan tentang keutamaan membaca Al-Qur’an. Salah satunya adalah bahwa Al-Qur’an dapat memberi syafa’at atau pertolongan bagi para pembacanya. Seperti sabda Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Muslim, Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafa’at bagi para pembacanya di hari kiamat.

Diceritakan dari Syahr bin Hausab, Rasul saw. bersabda sesungguhnya keutamaan Kalamnya Allah terhadap kalam-kalam yang lain, seperti halnya keutamaan Allah jalla wajala terhadap makhluk-makhluknya.

Sebelum Menghafal Al-Qur’an

Menghafal Al-Qur’an jangan sampai menjadi amalan yang justru membawa kita pada dosa. Misal berlaku pongah di hadapan banyak orang lantaran telah hafal Al-Qur’an seluruhnya. Na’udzubillah min dzalik. Maka sebelum menghafal Al-Qur’an, sebaiknya ada beberapa hal yang perlu kita ingat.

Hal pertama yaitu menata hati kita. Niat menghafal Al-Qur’an lillahi ta’ala, untuk Allah saja. Selain itu, jangan ada intervensi apapun pada niat awal kita.

Cara Menghafal Al-Qur’an

Setidaknya ada dua cara untuk menghafal Al-Qur’an. Menghafal Al-Qur’an dengan cepat bisa kita terapkan dengan metode Pakistani, sedangkan menghafal Al-Qur’an agar tidak mudah lupa bisa kita terapkan metode 3T + 1M dari Unida Gontor.

Pakistani (Metode Cepat)

Dr. Abbas Baco Miro, Lc. adalah orang yang mengenalkan metode Pakistani di Indonesia, tepatnya di Makassar. Ia merupakan alumni Pakistan yang menerapkan metode Pakistani untuk pesantrennya sendiri. Singkatnya, metode Pakistani meliputi sabak, sabki dan manzil.

Sabak adalah hafalan baru. Maksudnya adalah menambah hafalan baru setiap harinya. Hafalan baru ini disebut dengan sabak. Hafalan sabak ini bisa terdiri dari beberapa ayat. Biasanya juga bisa diukur dengan hitungan halaman atau lembar. Misal pada hari itu ingin menambah hafalan baru sebanyak satu atau dua halaman, dan seterusnya.

Sabki adalah hafalan gabungan dari beberapa sabak. Sabki merupakan hafalan yang sudah kita hafalkan di hari lalu atau hafalan sabak yang belum mencapai 1 juz, untuk disetorkan secara keseluruhan. Misal pada hari pertama setoran dari ayat 1-10, hari kedua ayat 11-30, dan hari ketiga ayat 31-50. Maka, sabki adalah setoran dari ayat 1-50.

Manzil adalah hafalan yang telah mencapai 1 juz. Manzil adalah hafalan sabki yang telah mencapai 1 juz kemudian disetorkan setiap harinya. Dari sabak dan sabki, akhirnya mencapai hafalan 1 juz. Inilah yang disebut manzil. Gabungan dari hafalan sabak dan sabki yang telah mencapai 1 juz, maka hendaknya disetorkan agar disimak.

3T + 1M (Gontor)

1. Talqin atau Tasmi’

Talqin maksudnya adalah seorang guru atau orang yang lebih ahli membacakan Al-Qur’an untuk kemudian diikuti oleh para murid atau pendengarnya. Sedangkan tasmi’ adalah seorang murid atau pendengar tadi membaca Al-Qur’an untuk didengarkan oleh penyimak.

Ada satu alternatif jika kita tidak memiliki guru untuk melakukan talqin. Kita bisa mendengarkan rekaman murattal untuk kemudian kita tirukan. Akan tetapi, talqin oleh guru bisa jadi lebih baik karena saat ada kesalahan ketika menirukannya, dapat langsung dikoreksi oleh guru kita.

2. Tafahhum

Arti dari tafahhum adalah memahami arti bacaan Al-Qur’an. Sebelum menghafal Al-Qur’an ada baiknya memahami terlebih dahulu arti dari ayat-ayatnya. Meski demikian, tentunya tidak semua orang harus melalui tahapan ini ketika menghafal. Pada kenyataannya banyak pondok atau rumah tahfidz yang menghafal ayat-ayat saja.

Bagi orang-orang tertentu, khususnya yang bisa berbahasa Arab, memahami makna ayat-ayat Al-Qur’an terlebih dahulu dapat membantu ketika menghafalkan Al-Qur’an. Ayat-ayat yang akan dihafalkan akan lebih melekat karena paham bagaimana urutan cerita dan apa saja pembahasan yang dibahas mengenai suatu hal.

3. Tikrar

Tikrar berarti mengulang-ulang bacaan hingga hafal.

  1. Baca ayat pertama hingga 10-20 kali hingga hafal;
  2. Lalu baca ayat kedua sebanyak 10-20 kali hingga hafal;
  3. Baca ayat pertama + kedua sebanyak 10-20 kali hingga hafal;
  4. Lalu baca ayat ketiga sebanyak 10-20 kali hingga hafal;
  5. Kembali baca ayat pertama + kedua + ketiga sebanyak 10-20 kali hingga hafal;
  6. Dan seterusnya.

Jika sudah melakukan tikrar, insyaallah ayat-ayat Al-Qur’an akan mudah terekam dan akan hafal dengan sendirinya.

4. Muraja’ah

Muraja’ah adalah mengulang-ulang kembali hafalan yang sudah ada. Muraja’ah sangat penting karena poin ini yang akan melekatkan hafalan secara lebih kuat ke dalam benak kita.

Agar Hafalan Al-Qur’an Tidak Hilang

Ada beberapa tips agar hafalan Al-Qur’an tidak hilang, antara lain:

1. Senantiasa Membaca Al-Qur’an

Tadarrus atau membaca Al-Qur’an. Usahakan selalu membaca Al-Qur’an setiap hari. Ayat-ayat yang sering kita baca secara tidak sadar akan terekam oleh otak kita tanpa harus benar-benar sengaja menghafalkannya.

2. Selalu Mengulang Hafalan

Muraja’ah tidak boleh luput jika tidak ingin hafalan Al-Qur’an hilang. Kegiatan ini bisa kita lakukan sendiri, berpasangan, maupun berjamaah. Muraja’ah sendiri bisa lebih membutuhkan

3. Mendengar Murattal

Di waktu senggang, cobalah untuk menyalakan video murattal atau hanya rekaman suaranya. Pilihlah murattal yang kita sukai agar lebih semangat mendengarnya. Jika tidak ingin mendengar murattal dari orang lain, bisa juga dengan rekaman suara sendiri. Dengan begitu, irama tartil, waqaf dan ibtida’ bisa lebih sesuai dengan yang sudah kita hafalkan.

4. Menjauhi Maksiat

Memperbanyak istighfar dan memohon ampun kepada Allah ketika bersama Al-Qur’an. Mengingat cerita Imam Syafi’i yang mengadu kepada gurunya perihal sulitnya menghafal. Maka gurunya menyuruh untuk meninggalkan maksiat karena cahaya Allah tidak akan turun pada pelaku maksiat.