Jasa SEO murah dan profesional silakan hubungi 0812-1413-345 😊

Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk Konstantinopel

Muhammad Al-Fatih merupakan kunci utama keberhasilan penaklukan terhadap Konstantinopel pada tahun 1453 Masehi. Segala upaya dan usaha ia lakukan untuk membebaskan Konstantinopel.

Usaha Al-Fatih dalam rangka pembebasan antara lain menambah personil militer dan memperkuat armada laut, membangun benteng Romali Hishar, menghimpun persenjataan serta mengadakan perjanjian damai dengan beberapa negara rival.

Al-Fatih sendiri yang memimpin pengepungan Konstantinopel atau sebagai panglima perang serta turut menyebarkan dakwah Islam ke seluruh Konstantinopel dan sekitarnya.

Menambah Personil Militer dan Memperkuat Armada Laut

Kala itu, Daulah Utsmaniyah sangat terkenal akan kebesaran dan kekuatan militernya, baik dari segi jumlah personil maupun dari segi kualitas.


Semangat tempurnya yang sangat tinggi tidak diragukan lagi hingga mencapai puncaknya pada masa Muhammad Al-Fatih.

Al-Fatih sangat memperhatikan personil perangnya hingga berhasil menghimpun dan mengorganisir lebih dari 250.000 personil tentara yang terdidik dan terlatih secara matang.

Untuk menaklukkan Konstantinopel, Al-Fatih benar-benar telah menyiapkan pasukan dalam jumlah yang sangat besar, agar cita-citanya untuk menaklukkan Konstantinopel benar-benar terwujud.


Al-Fatih juga memperkuat armada angkatan laut, karena laut adalah jalan satu-satunya untuk dapat menaklukkan Konstantinopel. Beragam kapal telah siapkan, bahkan jumlahnya mencapai sekitar 400 kapal.

Al-Fatih melakukan gebrakan besar-besaran dalam membenahi angkatan lautnya, baik dari segi personil maupun jumlah kapal perangnya.

Membangun Benteng Pertahanan Romali Hishar

Dalam memperkuat pertahananan pasukan Utsmani, Al-Fatih membangun beberapa benteng pertahanan, salah satunya adalah benteng Romali Hishar. Ia membangun benteng tersebut di permulaan selat Bosporus.

Benteng Romali Hishar sangat strategis, terletak di permulaan selat Bosporus. Jangkauan dari benteng ini dapat mengendalikan armada laut Utsmaniyah yang sedang melakukan penyeberangan dari Timur ke sebelah Barat.

Mempersiapkan Persenjataan yang Canggih dan Modern

Belajar dari kegagalan penguasa-penguasa Islam sebelumnya, Muhammad Al-Fatih menaruh perhatian khusus untuk mempercanggih persenjataan pasukan Utsmani.

Senjata terpenting dan paling canggih pada masa itu adalah meriam, namun belum pernah ada meriam raksasa untuk menghancurkan tembok benteng Konstantinopel. Oleh karena itu, Al-Fatih mendatangkan insinyur ahli pembuatan meriam demi mendapatkan meriam paling canggih.


Al-Fatih menyadari pentingnya persenjataan yang unggul untuk menghadapi Byzantium, sehingga pada zamannya Utsmaniyah merupakan negara paling unggul di dunia dalam bidang persenjataan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Al-Fatih sangat matang dalam persiapan persenjataan yang lebih unggul dan modern.

Membuat Perjanjian Damai dengan Negara Lain

Al-Fatih mengadakan kesepakatan terhadap negara-negara tetangga yang dianggap dapat membantu Konstantinopel agar pengepungan dapat berjalan sesuai rencana. Di antaranya dengan negara Galata di sebelah Timur, negara Majd dan Venesia, dua negara yang berbatasan dengan negara-negara Eropa.

Al-Fatih melakukan perjanjian damai tersebut agar dalam pengepungan tidak menghadapi musuh lainnya kecuali Konstantinopel.

Baca juga: Peran Besar Khadijah Ummul Mukminin Dalam Dakwah Islam

Al-Fatih langsung memimpin dan mengorganisir pasukannya sebagai panglima militer tertinggi. Meskipun demikian ia mengangkat panglima perang atau jenderal-jenderal dalam memimpin peperangan di setiap pasukan.

Dalam pengepungan ini, Al-Fatih mengorganisir dan memantau langsung pasukan Utsmani tersebut, bahkan ia sangat memperhatikan perbekalan tentaranya, baik persenjataan maupun logistik.