Jasa SEO murah dan profesional silakan hubungi 0812-1413-345 😊

Peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW Menurut Para Ulama

Peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad sudah kita ketahui sejak lama. Kita ketahui sebagai peristiwa perjalanan Nabi Muhammad menuju Sidratul Muntaha untuk menerima perintah Allah. Namun masalah ini masih terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama.

Pendapat Ulama tentang Isra’ Mi’raj

Sebagian ada yang mengatakan bahwa Isra’ Mi’raj hanya dengan ruh Rasulullah saja. Sebagian lainnya mengatakan bahwa Isra’ Mi’raj dengan ruh dan jasad beliau.

Selain itu ada yang mengatakan bahwa semua itu hanya terjadi dalam mimpi. Ada yang mengatakan Isra’ Mi’raj itu berupa kasyaf (terlihat dengan membuka hijab). Ada yang mengatakan Isra’ Mi’raj dengan cara penguraian molekul-molekul sebagaimana zat kimia.

Adapun pendapat yang benar, umat dan sebagian besar ulama salaf mempercayainya, serta mayoritas muta’akhhirin baik ahli fikih, ahli hadis maupun ahli ilmu kalam, bahwa Isra’ Rasulullah SAW ialah dengan jasadnya.

Iklan M.I.M 3

Ibnu Hajar berkata: “Sesungguhnya Isra’ Mi’raj terjadi dalam waktu satu malam dengan jasad dan fisik Rasulullah SAW dalam keadaan beliau tersadar, terjadi setelah beliau menjadi nabi. Hadis shahih pun menunjukkan hal itu.”

Dan tidak sepatutnya kita berpaling darinya, karena akal tidak memiliki alasan untuk mengatakan persitiwa itu mustahil sehingga perlu dita’wil.

Jika peristiwa Isra’ Mi’raj itu terjadi hanya dalam mimpi, maka sudah tentu orang-orang kafir Quraisy tidak akan mengingkarinya. Begitu pula, tentu sebagian orang yang sudah beriman tidak akan murtad.

Isra’ Mi’raj Merupakan Mukjizat

Jika hanya dengan mimpi, maka peristiwa Isra’ Mi’raj itu, sama sekali tidak memiliki nilai mukjizat. Pendapat yang mengatakan peristiwa Isra Mi’raj hanya dalam mimpi, juga menyelisihi firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Isra’ ayat 1.

Iklan M.I.M 3

Peristiwa Isra’ dan Mi’raj terjadi setelah beberapa ujian menimpa Nabi Muhammad. Hal ini bertujuan untuk memperteguh semangat Nabi Muhammad. Juga sebagai isyarat bahwa penderitaan yang beliau alami bukan karena Allah meninggalkannya, akan tetapi sebagai sunnatullah bagi orang-orang yang Allah mencintai mereka.

Para ulama ahli hadis dan shirah telah menyepakati riwayat Isra’ Mi’raj atas keshahihannya. Juga sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an, hadis-hadis shahih, dan ijma’ kaum muslimin.

Baca juga: Ajaran Tasawuf Walisongo Melalui Akulturasi Kesenian

Isra’ Mi’raj ini termasuk salah satu mukjizat yang diterima Nabi Muhammad. Barang siapa mengingkari peristiwa ini, berarti ia telah mengingkari sesuatu yang ma’lum bi adh-dharurah (diketahui secara pasti).

Diwajibkan shalat fardhu pada malam Mi’raj merupakan bukti betapa penting rukun Islam ini. Oleh karena itu, semestinya shalat bisa membebaskan manusia dari godaan nafsu syahwat dan tujuan-tujuan dunia.

Iklan M.I.M 3

Demikianlah beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari peristiwa Isra’ Mi’raj. Semoga semakin menambah keimanan kita kepada Allah, kitab-Nya, nabi-nabi-Nya, para malaikat-Nya, hari akhir, serta qadha’ dan qadar-Nya.


Sumber: Aceng Zakaria, AL-TADABBUR, Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Vol. 04, No. 1, Mei 2019.